Kata Bijak Kata Mutiara Kata Hikmah Kata Nasehat Berikut ini adalah kisah atau dongeng menarik yang cocok untuk di sampaikan kepada anak anak, remaja, pemuda bahkan pada orang tua, pria muda dan wanita. Kisah hikmah, Kisah renungan bisa membuat kita sadar dan bisa jadi hiburan, begitu pula dengan kisah lucu, cerita humor yang bisa di jadikan hiburan juga sebagai pelajaran. Saya berharap dengan kisah ini nantinya kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran untuk kemudian kita ambil hikmahnya sebagai bekal untuk hidup baik di masa sekarang dan yang akan datang, amin... Selamat Membaca dan semoga bermanfaat. Jangan lupa jika kisah ini bagus dan bermanfaat silahkan beritahu teman jika kurang bermanfaat silahkan hubungi admin .
→←®™
Rabu, 01 Agustus 2012
Cerita Tentang Manusia Kerdil 1
Cerita Tentang Manusia
Kerdil 1
(Erabaru.or.id)
Alkisah
di sebuah negara Asia bagian selatan terdapat sebuah kota kecil, penduduknya terdiri dari
orang-orang yang egois, tidak berperasaan dan hanya memikirkan diri sendiri.
Pada suatu hari, penduduk kota itu berkerumun di suatu
tempat.
Seorang
laki-laki paro baya dengan suara yang bengis berkata “Cepat
katakan!
Kantong gandum kering ini engkau yang mencuri
?!”
Dodo
dengan kaget menggelengkan kepala “Bukan!
Bukan, tadi saya temukan ditempat ini !….” sambil
menunjuk tempat di mana ditemukannya.
“Kamu berdusta! Beberapa waktu ini kita sering kekurangan
bahan makanan, pasti engkau yang mencurinya!“ kata
laki-laki itu.
Dodo
menjadi takut dan menangis “Tidak, saya tidak melakukannya
!!“
Laki-laki
itu mengambil kantongan gandum tersebut, dengan tanpa bicara, ia mengambil sebuah kayu memukul Dodo, “Jangan banyak bicara,
engkau sudah mencuri, aku akan menghajar mu……”
Kulalo
yang bersembunyi di balik rumput, dengan gelisah menyepakkan kakinya berkata
“Engkau lihat, engkau lihat, gadis kecil itu dipukul!“
Lalito dengan mengernyitkan alisnya, tidak berkata
apa-apa.
Tanpa
berpikir banyak Kulalo dengan sedikit ketakutan hendak keluar mengatakan kepada
kerumunan orang bahwa kantong itu benar-benar ditemukan oleh gadis kecil itu,
gadis kecil tersebut tidak mencuri dan dia hanya difitnah.
Kulalo
memutarkan kepalanya dan berkata kepada Lalito “Saya hendak ke luar mengatakan
yang sebenarnya.”
Ketika
Kulalo hendak membalikkan badannya ke luar, Lalito menarik badannya dan berkata
“Kulalo, engkau tidak boleh pergi, engkau sudah lupa moral manusia sudah semakin
merosot, kita tidak usah mencampuri!”
Mendengar
perkataan Lalito, Kulalo mengurung niatnya dan mundur kembali, tetapi Kulalo
dengan hati sedih memperhatikan gadis kecil tersebut dipukuli, dengan sedih dia
menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya….. Lalito
melihat kejadian demikian kemudian menarik Kulalo kembali ke dunia manusia
kerdil.
Pada
saat kayu menghantam ke tubuhnya, Dodo seharusnya merasa sangat sengsara, tetapi
dalam hatinya dia tidak mendendam mereka, cuma merasa sangat sakit kenapa tidak
ada orang yang percaya kepadanya.
Kulalo
berada di rumahnya di bawah tanah, dengan menarik-narik rambutnya, berjalan ke
sana ke mari, hatinya sedih dan bingung, walaupun papanya dan mamanya sering
menasehati dia, tidak boleh sembarang ke luar dan melihat ke dunia manusia,
tetapi dalam pikiran Kulalo masih terbayang pandangan mata tidak bersalah dari
Dodo, dia sangat ingin pergi melihat Dodo.
Kulalo
kemudian memutuskan “Saya akan pergi dengan diam-diam tentu tidak ada yang
mengetahui.”
Dan teringat “Gadis kecil tersebut menderita luka, saya akan
mengambil obat untuknya.”
Kemudian
dengan diam-diam Kulalo mengambil persedian obat yang ada di rumahnya, dengan
tergesa-gesa keluar dari rumahnya.
Ketika
Kulalo tiba di samping tempat tidur Dodo, dia sedang tidur.
Dengan kedua mata tertutup rapat, di kedua pipinya masih terlihat bekas air
matanya, melihat hal tersebut membuat hati Kulalo sangat sedih, dia menginginkan
setiap orang hidup dengan gembira, dan melihat kesengsaraan orang lain, dia
merasa sedih.
Kulalo
berusaha memindahkan sebuah mangkuk kecil yang terletak di meja ke pinggir
tempat tidur Dodo, tetapi walaupun dengan segenap tenaganya mangkuk kecil
tersebut hanya bergeser sedikit, sambil mengeluarkan tenaganya dia mendorong,
dengan pelan-pelan mangkuk tersebut bergeser ke pinggir meja.
Prang,
mangkuk tersebut jatuh ke tanah dan pecah
!
Dengan
terkejut Dodo terbangun, Kulalo sendiri juga merasa terkejut, dengan cepat dia
bersembunyi di balik pecahan mangkuk, tetapi topi Kulalo yang berwarna merah
terlihat sangat jelas.
Dodo
melihatnya, dengan sedikit takut berkata :”Siapa,?
Siapa yang berada di sana?”
Kulalo
yang penakut dengan gelisah dan tergagap menjawab
:”Tidak! Tidak! Tidak ada orang di
sini.”
Setelah
mendengar suara Kulalo, ketakutan Dodo berkurang, orang-orang yang tinggal di
kotanya, biasanya berbicara dengan kasar, setelah mendengar suara Kulalo yang
lembut dan sabar, Dodo menjadi tertawa :”Saya tidak mengetahui Anda siapa,
tetapi suaramu enak di dengar.”
Kulalo
tidak menyangka gadis kecil ini akan memuji dia, dengan gembira dan berkata :”Benar,! Benarkah
demikian.”
Dodo
juga dengan lembut berkata :”Benar, tetapi siapakah
engkau sebenarnya? Dapatkah engkau ke luar bertemu dengan saya
?”
Dengan
kikuk Kulalo menampakkan wajahnya dari pecahan mangkuk, tetapi badanya masih
bersembunyi di belakang pecahan mangkuk.
Dodo
sangat terkejut :” Oh, orang kerdil, legenda tentang
orang kerdil, benarkah ada?”
Kulalo
dengan muka merah, dan tersendat-sendat berkata :” Saya
adalah manusia kerdil, saya bernama Kulalo.”
Dodo
tersenyum dengan manis :”Saya bernama Dodo, kenapa
engkau datang ke sini?”
Kulalo
berkata :”Saya, saya datang melihat engkau, dan membawa
sedikit obat, tetapi, tetapi saya tidak dapat memindahkan mangkuk. Terlalu,
terlalu besar, maaf, saya memecahkan mangkuk Anda
!”
Selamanya
tidak ada seorang pun yang memperhatikannya sampai demikian dengan mata
berkaca-kaca dia berkata :” Tidak apa-apa,
Kulalo!”
Kulalo
berjalan mendekati Dodo, “Apakah engkau benar-benar manusia
kerdil?”
Kulalo
melihat ke dodo dan berkata : “ Apakah engkau tidak
melihat saya begitu kecil?”
Dodo
mengelengkan kepala berkata “Tidak, saya berpikir orang kerdil hanya cerita
dongeng, bukan benar-benar ada !“
Kulalo
sekarang sudah merasa agak rilex dengan pengertiannya dia mencoba menjelaskan : “Kami tinggal di bawah tanah, sudah lama sekali
manusia tidak melihat kami lagi.” dengan isyarat tangannya Kulalo coba
menjelaskan :”Sebenarnya sudah berapa lama saya juga tidak
tahu.”
Dodo
dengan tertawa berkata : ”Saya tinggal di sini, dengan
papa, mama dan adik lelaki saya, kami menjual buah-buahan dan biasanya saya
membantu menjaga toko.”
Kulalo
kemudian teringat, dengan cepat dia menuangkan obatnya ke pecahan mangkuk dan
terus mengaduk sampai berwarna hijau.
Dodo
sangat ingin tahu : ”Apakah ini?”
Kulalo
berkata :”Obat yang saya buat untukmu, setelah engkau
memakannya akan terasa tidak sakit lagi, sekarang engkau dapat
meminumnya.”
Obat
yang dengan susah payah diaduk Kulalo kemudian dituangkan ke mulut Dodo, tetapi
sebenarnya hanya beberapa tetes kecil, Dodo menjilat mulutnya yang dingin dari
tetesan obat tersebut, sebentar kemudian dia merasakan badannya menjadi ringan
dan tidak berapa sakit lagi.
Dodo
sangat gembira :”Terima kasih,
Kulalo.”
Kulalo
melihat ke arah Dodo, dan berkata dengan segan
:”Sebenarnya, saya tahu karung gandum tersebut kamu ambil di pinggir
jalan, maaf karena saya pengecut, tidak berani ke luar membela
kamu.”
Dodo
berkata :”tidak apa-apa, Kulalo, saya masih harus
berterima kasih. Oh, sekarang terasa tidak sakit lagi. Saya sangat gembira lho!
Kulalo, dapatkah kita menjadi teman baik?.”
Dengan
gembira Kulalo, terus mengangguk kepala, dia sangat menyukai gadis kecil yang
baik ini.
Kulalo
berkata :”tetapi Dodo, engkau jangan memberitahukan
pertemuan kita kepada orang lain ya?.”
Dodo
menganggukkan kepalanya berjanji.
Kulalo
kemudian teringat hari sudah gelap dan sudah mendekati jam makan malam, dengan
cepat dia menyalami tangan Dodo, sambil berkata : ”Jika
lain kali engkau memerlukan saya, dengan hati yang tenang engkau menyebut nama
saya, saya akan mendengar. Selamat berjumpa Dodo
!”
Dengan
berat hati Dodo melambaikan tangan kepada Kulalo.
Di
bawah tanah, juga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, semuanya adalah untuk
keperluan hidup orang kerdil.
Setiap orang kerdil harus rajin bekerja untuk mendapatkan makanannya, karena
ketua mereka selalu berkata : ”Ada yang didapat dan ada
yang kehilangan, dengan bekerja bersusah payah baru bisa
hidup!”
Di
negeri orang kerdil, ada sebuah lapangan yang siang malam disinari matahari,
Kulalo dengan gembira sering keliaran dan bermain-main di lapangan
ini.
Di lapangan dia dapat memandang dapur rumahnya yang
mengeluarkan harumnya masakan, dengan meloncat-loncat Kulalo pulang ke
rumahnya.
“Papa,
saya sudah pulang !”
Kulalo
mendorong pintu rumahnya, sambil melepaskan topi merahnya.
Papa
Kulalo sedang duduk di meja makan, mukanya yang terang memakai sebuah kaca mata
kecil, bertanya : “Kulalo, dari manakah
engkau?”
Kulalo
menjawab :” Dari lapangan, papa.”
Dengan
mata disipitkan dia berkata kepada anaknya : “Jangan
setiap hari bermain terus, engkau harus membantu pekerjaan rumah !
“
Dengan
mengangguk, dia menuju ke dapur mencari mamanya.
Mamanya
sedang sibuk memasak.
Kulalo berkata : “Hai, mama, jangan masak terlalu
banyak, nanti kita tidak kuat memakan lho.”
Mamanya
menjawab : “engkau tidak kuat makan, tetapi papamu kuat
makan, saya tidak menyiapkan bagian untuk kamu lho.”
Kulalo
dengan gembira melihat ke piring makanan yang disediakan mama
untuknya.
Di piring itu terletak sayuran hijau dan
kacang-kacangan. Kulalo berpikir: ”Saya
sebenarnya tidak suka makanan hasil olahan mama, makanan tersebut sangat tidak
enak.”
Sebelum
makan, keluarga ini berdoa kepada kekuatan misteri alam semesta, yang memberikan kedamaian dunia.
(Bersambung)